Ikan Semakin Mendekat ke Bulukumba: Kolam Labuh Jadi Surga Baru bagi Pemancing

Bulukumba, 29 Oktober 2025 – Fenomena menarik terjadi pagi ini di kawasan Kolam Labuh Bulukumba. Warga dan pemancing dikejutkan dengan kemunculan gerombolan ikan atau schooling fish yang tampak berenang di tepi pantai hingga ke area kolam labuh.

Pemandangan ini cukup jarang terlihat sebelumnya. Selama bertahun-tahun, perairan di kawasan tersebut dikenal minim ikan karena substrat dasarnya didominasi pasir dan endapan sedimentasi dari aliran Sungai Bialo. Namun kini, situasi itu berubah.


Batu Gajah Kolam Labuh, Terumbu Karang Buatan yang Hidupkan Laut

Sejak dibangunnya Kolam Labuh Bulukumba dengan material batu gajah (rock armor) sebagai struktur penahan gelombang, dampak positif terhadap ekosistem laut mulai terasa. Batu-batu besar tersebut tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan pantai, tetapi juga menjadi media tumbuh biota laut seperti alga, spons, dan karang muda.

Seiring waktu, celah-celah batu ini menjadi tempat berlindung bagi ikan-ikan kecil, yang kemudian menarik predator alami seperti baramundi, kerapu, dan bahkan lobster. Kini, kawasan kolam labuh telah berubah menjadi area pemancingan paling ramai di Bulukumba.

Dalam postingan Iccank ratu Unduh II di platform Facebook terlihat bahwa area kolam labuh ini menjadi surga pemancingan warga lokal dan berhasil menangkap lobster dalam jumlah yang lumayan banyak.

Peran Rumpon Dasar Dinas Perikanan

Tak jauh dari kolam labuh, Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba pada tahun 2024 telah menempatkan rumpon dasar sebagai upaya menambah produktivitas perairan dan menyediakan habitat buatan bagi ikan pelagis maupun demersal. Kombinasi antara struktur batu kolam labuh dan rumpon dasar kini menjadi ekosistem baru yang lengkap – tempat ikan berkembang biak, mencari makan, dan berlindung dari predator.

Bagaimana Batu dan Rumpon Menjadi Habitat Baru

Secara ekologis, batu-batu besar dan rumpon berfungsi seperti “terumbu karang buatan” (artificial reef). Prosesnya berlangsung alami melalui beberapa tahapan:

  1. Kolonisasi Awal: Permukaan batu dan substrat rumpon ditumbuhi lumut laut, alga, dan mikroorganisme (biofilm).

  2. Datangnya Invertebrata: Hewan kecil seperti teritip, spons, dan cacing laut mulai menempel, menambah kompleksitas struktur.

  3. Ikan Kecil Berdatangan: Plankton dan invertebrata menarik ikan-ikan kecil untuk mencari makan dan berlindung.

  4. Predator Masuk: Kehadiran ikan kecil menarik ikan besar seperti baramundi dan kerapu, serta biota bernilai tinggi seperti lobster.

  5. Keseimbangan Baru: Lama-kelamaan terbentuk rantai makanan mini dan habitat stabil yang memperkaya keanekaragaman hayati.

Fenomena diatas seakan memberi pertanda bahwa kebijakan rumponisasi Bulukumba yang dilakukan secara massive beberapa tahun terakhir memberi pesan bahwa bersekutu dengan alam lebih baik, sumberdaya laut ini sangat kaya namun kita tetap harus turut andil dalam menjaga habitatnya.


Comments

Popular posts from this blog

Introduksi Teknologi Terus Dilakukan: Demi Nelayan yang Bonafid

Kehobohan Nelayan Berlanjut: Setelah Paus dan Scalicus, Kini Ditemukan Kerapu Kertang

KAPAL NELAYAN MILIK WARGA TERBAKAR DISAMBAR PETIR DI BONTOTIRO