Aktivitas Kapal Perikanan Makin Menggeliat di Kolam Labuh Bentenge Meski Musim Barat Mulai Datang

Bulukumba, 17 November 2025 — Aktivitas berlabuh kapal perikanan di Kolam Labuh Bentenge tampak semakin menggeliat meskipun musim barat sudah mulai datang. Situasi yang biasanya membuat nelayan mengurangi aktivitasnya justru berbanding terbalik di kawasan ini. Berdasarkan pantauan lapangan pada Senin pagi, 17 November 2025, sedikitnya tujuh kapal perikanan dari berbagai ukuran tampak bersandar, mulai dari kapal kecil hingga kapal berukuran jumbo menurut standar kapal perikanan, yakni 15 hingga 40 GT.

Fenomena meningkatnya aktivitas kapal ini tidak lepas dari rekayasa desain kolam labuh dan dermaga TPI Bentenge yang dinilai sangat adaptif terhadap perubahan musim. Dermaga yang kini dibangun dengan model causeway massif tanpa tiang pancang, memanjang tegak lurus ke laut, terbukti mampu mengalirkan arus, memecah gelombang, serta menciptakan zona aman bagi kapal-kapal nelayan.


Dengan desain tersebut, kapal dapat memilih sisi yang aman untuk sandar berdasarkan musim. Saat musim barat, kapal-kapal berlabuh di sebelah kiri (timur) dermaga, terlindungi dari gelombang yang datang dari barat. Saat musim timur, kapal berpindah ke sisi sebaliknya, tetap dalam kondisi aman. Fleksibilitas inilah yang membuat Kolam Labuh Bentenge digemari nelayan karena memberikan kepastian lokasi bersandar sepanjang tahun.

Dari Berbagai Daerah, Kapal-Kapal Terus Berdatangan

Tidak hanya dari wilayah sekitar Bulukumba seperti Kajang dan Bontobahari, kapal-kapal perikanan yang masuk ke Kolam Labuh Bentenge juga berasal dari luar kabupaten, termasuk Bantaeng hingga Galesong Takalar. Ini menunjukkan semakin kuatnya posisi Bentenge sebagai simpul aktivitas perikanan di bagian selatan Sulawesi Selatan.

Untuk pantauan pagi ini saja sekitar 140 Cold Box mendarat di causeway kolam labuh, dengan asumsi 1 cold box 60 Kg sehingga jumlah ikan yang didaratkan mencapai 8,4 ton. 

Akses Pasar Jadi Magnet Utama

Selain faktor keselamatan dan kenyamanan berlabuh, daya tarik utama Kolam Labuh Bentenge adalah aksesibilitas pasar yang sangat tinggi. Kedekatan lokasi dengan pusat perdagangan ikan, keberadaan para pengepul, dan jaringan distribusi yang matang menjadikan wilayah ini tujuan ideal bagi nelayan dan suplai ikan dari berbagai daerah.

Pasar yang selalu hidup ini menciptakan ekosistem ekonomi yang stabil—nelayan mudah menjual hasilnya, pedagang mudah mendapatkan pasokan, industri pengolahan pun semakin berkembang.


Kolam Labuh Bentenge: Cermin Kebijakan Pro Rakyat dan Pro Ekonomi

Kegiatan yang semakin dinamis di Kolam Labuh Bentenge merupakan bukti nyata bagaimana sebuah infrastruktur yang dirancang dengan benar dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Kolam labuh ini mencerminkan kebijakan publik yang pro terhadap rakyat, khususnya nelayan, karena memberikan:

  • Kepastian tempat berteduh dan berlabuh, terlepas dari musim.
  • Akses pasar yang kuat, sehingga harga ikan lebih stabil.
  • Biaya operasional yang lebih rendah, karena kapal tidak perlu mencari pelabuhan alternatif yang lebih jauh.

Dengan meningkatnya aktivitas bongkaran dan mobilitas pelaku usaha, efek ekonomi yang dihasilkan sangat besar. Aktivitas di kolam labuh mendorong:

  1. Perputaran uang lokal meningkat
    Setiap kapal yang sandar memicu transaksi antara nelayan, pengepul, pedagang es, BBM, pekerja bongkar muat, hingga pengusaha transportasi.

  2. Kenaikan kontribusi pada PDRB sektor perikanan
    Bertambahnya volume ikan yang didaratkan berarti bertambah pula nilai tambah yang dihasilkan di Bulukumba.

  3. Terciptanya lapangan kerja baru
    Baik langsung (buruh pelabuhan, pengangkut ikan), maupun tidak langsung (penjual kebutuhan kapal, logistik, UMKM sekitar).


Perencanaan yang Tepat, Efisiensi yang Meningkat

Menggeliatnya Kolam Labuh Bentenge bukanlah sebuah kebetulan, tetapi hasil dari perencanaan infrastruktur yang matang dan berbasis karakteristik wilayah. Pemilihan desain causeway massif tanpa tiang pancang adalah langkah strategis karena:

  • minim perawatan,
  • lebih stabil menghadapi gelombang musiman,
  • menciptakan alur keluar-masuk kapal yang aman,
  • efisien dari sisi konstruksi jangka panjang.

Perencanaan yang tepat membuat potensi wilayah perikanan dapat dimaksimalkan, dan efisiensi yang tercipta memungkinkan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran pada sektor-sektor produktif lain.



Comments

Popular posts from this blog

Introduksi Teknologi Terus Dilakukan: Demi Nelayan yang Bonafid

Kehobohan Nelayan Berlanjut: Setelah Paus dan Scalicus, Kini Ditemukan Kerapu Kertang

KAPAL NELAYAN MILIK WARGA TERBAKAR DISAMBAR PETIR DI BONTOTIRO